Thursday 20 August 2015

Nama Pahlawan Indonesia sebagai nama jalan di luar negeri

Seperti yang kita tahu bahwa jasa pahlawan Indonesia sangatlah besar untuk Indonesia tentunya. namun jasa mereka juga besar dalam kancah Internasional.
Saya mendapati beberapa nama pahlawan Indonesia dijadikan nama jalan di negara lain. mari kita lihat :

1. Rue Soukarno

terletak di Rabat, Maroko. tanggal 2 Mei 1960 resmi sudah nama jalan ini, uniknya lagi, Soekarno sendirilah yang meresmikannya. Jasa Soekarno terhadap Maroko sangatlah besar, sampai - sampai diabadikan sebagai nama sebuah jalan.

2. Mohammed Hatta Straat

Kota Harlem di Belanda-lah yang kini menggunakan nama salah seorang  pahlawan kita sebagai nama jalannya, yaitu Muhammad Hatta. Walikota RH Claudius mengabadikan nama wakil presiden pertama kita karena beliau telah belajar di negeri kincir angin itu dan menjadi seorang tokoh pergerakan kemerdakaan bangsanya.

3. R. A. Kartini Straat

Ibu kita Kartini tidak hanya diabadikan dalam sebuah lagu ciptaan WR Supratman saja. R. A. Kartini menjadi sebuah nama jalan di Amsterdam, Harleem dan Utrecht di Belanda. Apa penyebabnya? R. A. Kartini adalah tokoh yang memperjuangkan hak - hak perempuan, oleh karena itu, pemerintahan Belanda mengabdikan namanya sebagai nama jalan untuk menghargai jasa - jasa beliau.

4. Sjahrir Straat

Kali ini, tokoh golongan muda dan mantan perdana menteri kita yaitu Sutan Sjahrir menjadi sebuah nama jalan di Leiden, Belanda. Sebelumnya beliau pernah sekolah di Fakultas Hukum di Universitas Amsterdam. Lalu, saat beliau menambah pergaulannya setelah berpindah ke Leiden School of Indology inilah, namanya diabadikan sebagai nama jalan.

5. Irawan Soejono Straat

Memang asing nama ini, tapi beliau tak lain adalah putra dari salah satu menteri pertama kita dahulu yaitu Raden Ario Adipati Soejono. Yang membuat nama beliau diabadikan sebagai nama jalan adalah, kisah keberanian beliau yang terbunuh saat pasukan SS Nazi menguasai Belanda. Beliau  adalah pemuda Indonesia yang gagah berani. Maka, Amsterdam mengambil nama beliau sebagai nama jalan disana.

6. Munir Straat

Pejuang HAM kita yang satu ini mati terbunuh di dalam pesawat saat menuju Belanda. Racun arsenik yang ditemukan pada jasad beliau telah membongkar rahasia penculikan para aktivis tahun 1997 - 1998. Semangat Beliau dan jasa beliau untuk memperjuangkan HAM di Indonesia membuat Belanda menjadikan nama beliau salah satu nama jalan di Den Haag.


Mungkin itu saja yang dapat saya temukan, masih banyak lagi nama - nama jalan di luar negeri yang diambil dari nama pahlawan Indonesia

Renville : Abdul Kadir Widjojoatmodjo

Seperti yang kita tahu, perjanjian Renville menjadi salah satu bentuk upaya yang dilakukan bangsa Indonesia untuk mempertahankan Kemerdekaan Indonesia secara diplomasi.

Layaknya para pelajar lainnya, saya, yang mendapat pengetahuan tentang perjanjian Renville beserta segala rinciannya, merasakan sebuah kejanggalan terhadap nama "Abdul  Kadir Widjojoatmodjo" yang di saat itu adalah pimpinan delegasi Belanda.

Ada apa sebenarnya??

Abdul Kadir sebenarnya adalah orang Indonesia yang dibesarkan di Belanda, dia sudah mengabdikan hidupnya untuk Belanda saat dia kuliah di sana.

Maka tak heran apabila Abdul Kadir membela Belanda dalam perjanjian Renville. Namun ada alasan lain juga!

Belanda adalah Penjajah benar? maka, untuk memperkuat dan melanggengkan tujuan penjajahannya itu, Belanda akan melakukan segala cara! termasuk menjadikan Abdul Kadir sebaga pimpinan delegasi mereka saat perjanjian Renville.

Dari situ Belanda mencoba memahamkan kepada dunia bahwa Indonesia sebenarnya sudah berada dalam dominasi Belanda, karena orang Indonesia sendiri membela Belanda saat perjanjian Renville...

Mungkin itu yang bisa saya bagikan saat ini, jumpa lagi di lain posting yaa.... ciao


Monday 17 August 2015

Tugas Sejarah Indonesia

  Kali ini aku diberi tugas Sejarah Indonesia untuk membuat rumusan teks proklamasi sendiri! Seperti yang kita tahu "Founding Fathers" kita bahkan sampai tidak tidur demi menciptakan sebuah torehan tinta yang sepanjang 2 paragraf saja. Aku dan kelompokku diberi waktu 1 jam pelajaran untuk menyelesaikan tugas itu! bayangkan percekcokan yang kami lalui demi menemukan kata - kata yang tepat. jika seperti ini yang kalian harapkan :
Maka inilah hasil kami :
 
Bismillahirrahmanirrahim
PROKLAMASI

Berkat rahmat Allah Yang Maha Esa kami perwakilan seluruh bangsa Indonesia menyatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang merdeka.
Dan dengan kebulatan tekad, segala persiapan menuju negara yang berdaulat akan segera diwujudkan dengan sebaik-baiknya

Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun 05
Atas nama bangsa Indonesia 

Ridho Rhoma
(yg ini boleh diganti)

Mau mencoba? silahkan kawan! :D dijamin susah banget!

Thursday 13 August 2015

Wilayah yang seharusnya menjadi sasaran bom atom Hiroshima-Nagasaki (Yang paling terkenal)

Adalah daerah Kokura tempat gudang persenjataan Jepang berada

Usulan dasar Negara yang paling mirip dengan pancasila sekarang ini (Pendapat Ane)

Yang paling mirip adalah usulan Bapak Moh. Yamin.....

Alasan Bendera Indonesia berwarna Merah Putih (Pendapat Ane)

Karena bangsa Indonesia telah mengenal warna Merah Putih sejak beribu tahun yang lalu sebagai lambang Bunda Bumi dan Bapak Langit atau Matahari-Merah dan Bulan-Putih. Lalu seiring berjalannya waktu maka pemahaman merah putih yang sering digunakan sebagai panji - panji pada masa kerajaan berevolusi dan beruah maknanya sampai menjadi seperti sekarang ini.

List Badan - Badan Semi Militer Jepang di Indonesia

1. Seinendan (Barisan Pemuda)
2. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi)
3. Syusyintai (Barisan Pelopor)
4. Fujinkai (Barisan Wanita)
5. Hizbullah / Kaikyo Seinen Teshintai
6. Dll.

Wednesday 6 May 2015

Latar belakang pergerakan nasional


Faktor – faktor munculnya pergerakan nasional di Indonesia


a. Factor intern
1 Adanya kaum cerdik pandai
2 Penderitaan, penindasan, dan perlakuan deskriminatif
3 Pengaruh politik balas budi



b. Factor ekstern
1 Kemenangan Jepang melawan Rusia pada tahun 1905
2 Masuknya paham-paham baru ke indonesia



1. Liberalisme
Paham liberalisme pertama kali dicetuskan oleh Adam Smith. Liberalisme berasal
dari kata liberty yang artinya bebas. Menurut Coady dalam Distrbutive Justice : A
Companion to Contemporary Political Philosophy, liberalisme didefinisikan
sebagai suatu etika social yang menganjurkan kebebasan dan kesetaraan secara
umum.



2. Nasionalisme
Nasionalisme berasal dari kata “nation” yang berarti bangsa. Nasionalisme adalah
suatu gejala psikologis berupa rasa persamaan dari sekelompok manusia yang
menimbulkan kesadaran sebagai suautu bangsa.
Dalam pengertian luas nasionalisme adalah persamaan cinta terhadap bangsa
dan tanah airnya. Perasaan itu muncul karena adanya persamaan sejarah,
agama, bahasa, kebudayaan, pemerintahan, tempat tinggal, dan keinginan untuk
mempertahankan serta mengengbangkannya sebagai milik bersama.
Sebab-sebab timbulnya nasionalisme di eropa : 1). Munculnya faham rasionalisme
dan romantisme; 2). Munculnya faham aufklarung dan kosmopolitanisme; 3).
Terjadinya revolusi perancis.
Nasionalisme di wilayah asia dipengaruhi atau disebabkan oleh : 1). Adanya
kenangan akan kejayaan masa lampau; 2). Imperialisme; 3). Pengaruh faham
revolusi perancis.



3. Sosialisme
Sosialisme merupakan faham yang menekankan perhatian pada masyarakat
secara keseluruhan.
Tokoh sosialisme ini adalah Karl Max, dalam bukunya yang berjudul das Capital,
dia menyatakan bahwa sejarah masyarakat merupakan sejarah perjuangan kelas,
dan yang akan menang ialah golongan proletar (kaum miskin). Hasil perjuangan
golongan sosialis antara lain :
a. Pembentukan partai buruh
b. Undang-undang Factory Act. (Inggris, 1833)
c. Poor Law (Inggris, 1834)



4. Demokrasi
Demokrasi merupakan suatu system pemerintahan yang berasal dari rakyat, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Pertama kali dilaksanakan di Yunani,
yaitu di Polis Athena.
Macam-macam demokrasi saat ini :
a. Demokrasi parlementer, yaitu demokrasi yang menempatkan
kedudukan parlemen (badan legislative) lebih tinggi dari pada badan
eksekutif
b. Demokrasi system pemisahan kekuasaan, dalam system ini kekuasaan
legislative dipegang oleh kongres, kekuasaan eksekutif dipegang
presiden, sedang kekuasaan yudikatif dipegang Mahkamah Agung (MA).
c. System demokrasi melaui referendum, setiap Negara bagian memiliki
lembaga legislative, eksekutif, dan yudikatif. Dalam hal ini rakyat
berperan sebagai badan pengawas memalui system referendum.


5. Pan-Islamisme
Pan-Islamisme merupakan suatu faham yang menginginkan atau mencita-citakan
manifestasi dari prinsip Ilsam mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan antar
umat Islam di seluruh dunia.
Perkembangan nasionalisme dikawasan Asia Afrika khususnya di Asia Tenggara
pada paruh pertama abad ke-20
Nasionalisme di Fhilipina
Kebijakan yang semena-mena dari pemerintah Spanyol.
Dibentuknya Liga Fhilipina oleh Jose Rizal dibantu oleh Andreas Bonifacio
dan Emilio Aquinaldo.
Pemberontakan Katipunan, Jose Rizal ditangkap dan tanggal 30 Desember
1896 di hukum mati oleh pemerintah Spanyol.
Berdirinya Katipunan Ng Mga Anak ng Bayan (gerakan persatuan anak
rakyat) oleh Andreas Bonifacio, sedangkan Emilio Aquilando meneruskan
perjuangan Jose Rizal.
12 Juni 1898, Emilio Aquilando bekerja sama dengan Amerika, dan berhasil
bebas dari penjajahan spanyol, namun justru menjadi jajahan Amerika.
1919, menuntut di beri kemerdekaan penuh, tapi ditolak Amerika.
1934, dijadikan sebagai daerah Commonwealth.
4 Juli 1946, Fhilipina di beri kemerdekaan penuh.

Tokoh dan organisasi jaman pergerakan nasional


Tokoh Pergerakan Nasional


Budi Utomo
Organisasi ini sebelumnya merupakan ide seorang dr. Wahidin Sudirohusodo untuk membentuk sebuah Studiefounds. Dan ini adalah organisasi pertama di Indonesia, dibentuk oleh Dr. Sutomo yang memimpin para mahasiswa STOVIA di Batavia pada tanggal 20 Mei 1908.
Maka dari itu, setelah kemerdekaan Indonesia, tanggal 20 Mei ditetapkan sebagai hari Kebangkitan Nasional.

Adapun tujuan dari Budi Utomo sendiri adalah :

1. Mengajukan pengajaran,
2. Memajukan pertanian, peternakan dan perdagangan,
3. Memajukan Teknik dan Industri, dan
4. Menghidupkan kembali kebudayaan.
SI (Sarekat Islam)
H. Samanhudi yang seorang pedagang batik mendirikan organisasi ini. Pada tahun 1911 yaitu 3 tahun setelah berdirinya Budi Utomo.
Pada awal pembentukannya organisasi ini bernamakan SDI (Sarekat Dagang Islam) namun atas prakarsa H.O.S. Cokroaminoto, nama itupun diganti menjadi SI (Sarekat Islam) saja, agar keanggotaannya tidak terbatas pada pedagang saja.

Tujuan dari organisasi ini juga tidak berbau politik, yaitu :

1. Memajukan perdagangan,
2. Membantu para anggotanya yang mengalami kesulitan usaha,
3. Memajukan kepentingan rohani dan jasmani penduduk asli, dan
4. Memajukan kehidupan agama Islam

karena perkembangan SI yang pesat mengundang perhatian dari kelompok sosialis kiri yang tergabung dalam ISDV
Maka dalam perkembangannya SI pecah jadi dua kelompok ;

a) Kelompok nasionalis religius (Sarekat Islam Putih) dengan asas perjuangan Islam di bawah H.O.S. Cokroaminoto.
b) Kelompok ekonomi dogmatis (Sarekat Islam Merah) dengan haluan sosialis kiri dipimpin oleh Semaun dan Darsono.
Indische Partij
Tanggal 25 Desember 1912 di Bandung, berdirilah sebuah organisasi nasionalis yaitu Indische Partij. Didirikan oleh Tiga Serangkai, yakni Douwes Dekker (Setyabudi Danudirjo), dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara).
Organisasi ini bercita-cita untuk menyatukan semua golongan yang ada di Indonesia, cita-cita ini banyak disebar-luaskan melalui surat kabar De Expres.

Ada juga susunan program kerjanya :

1. Meresapkan cita-cita nasional Hindia (Indonesia),
2. Memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan,
3. Memberantas usaha-usaha yang memecah belah antar agama,
4. Memperbesar pengaruh pro-Hindia di pemerintahan, dan
5. Berusaha untuk mendapatkan persamaan hak bagi semua orang.
6. Pengajaran harus digunakan untuk kepentingan ekonomi Hindia.

Dari atas, kita tahu bahwa ini adalah sebuah partai politik pertama di Indonesia dengan haluan koperasi.
Muhammadiyah
KH. Ahmad Dahlan yang mendirikannya pada tanggal 18 November 1912 dengan asas perjuangan Islam dan kebangsaan Indonesia, namun bersifat nonpolitik.

Muhammadiyah bertujuan :

1. Memajukan pendidikan dan pengajaran berdasarkan agama Islam
2. dan Mengembangkan pengetahuan ilmu agama.

Untuk itu maka usaha Muhammadiyah mencapainya adalah sebagai berikut :

a) Mendirikan sekolah-sekolah yang berdasarkan agama Islam (TK sampai perguruan tinggi),
b) Mendirikan poliklinik-poliklinik, rumah sakit, rumah yatim, masjid, dan
c) Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan.
Taman Siswa
Setelah kembali dari pengasingannya di Belanda (pada masa Indische Partij mengalami kemunduran) Ki Hajar Dewantara mendirikan perguruan Taman Siswa pada tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta.
Taman Siswa sangat berjasa dalam mengajari rakyat Indonesia berbagai macam hal seperti; berbahasa asing, sejarah, sastra, agama, dan lain-lain.
Sistem “among” diterapkan dengan pola belajar “asah, asih dan asuh” di Taman Siswa ini.

Atas perjuangannya yang luar biasa dalam mencerdaskan kehidupan bangsa maka tanggal 2 Mei (kelahiran Ki Hajar Dewantara) dijadikan hari Pendidikan Nasional.
PKI (Partai Komunis Indonesia)
Benih-benih paham Marxis dibawa masuk ke Indonesia oleh seorang Belanda yang bernama H.J.F.M. Sneevliet.

9 Mei 1914 di Semarang, Sneevliet bersama-sama dengan J.A. Brandsteder, H.W. Dekker, dan P. Bersgma berhasil mendirikan Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV).
Sneevliet melakukan infiltrasi (penyusupan) kader-kadernya ke dalam tubuh SI dengan menjadikan anggota-anggota ISDV sebagai anggota SI, dan sebaliknya anggota-anggota SI menjadi anggota ISDV.

Dengan cara itu Sneevliet dan kawan-kawannya telah mempunyai pengaruh yang kuat di kalangan SI, lebih-lebih setelah berhasil mengambil alih beberapa pemimpin SI, seperti Semaun dan Darsono. Mereka inilah yang dididik secara khusus untuk menjadi tokoh-tokoh Marxisme tulen. Akibatnya SI Cabang Semarang yang sudah berada di bawah pengaruh ISDV semakin jelas warna Marxisnya dan selanjutnya terjadilah perpecahan dalam tubuh SI.

Pada tanggal 23 Mei 1923 ISDV diubah menjadi Partai Komunis Hindia dan selanjutnya pada bulan Desember 1920 menjadi Partai Komunis Indonesia. (PKI). Susunan pengurus PKI , antara lain Semaun (ketua), Darsono (wakil ketua), Bersgma (sekretaris), dan Dekker (bendahara).

PKI semakin aktif dalam percaturan politik dan untuk menarik massa maka dalam propagandanya PKI menghalalkan secara cara. Sampai-sampai tidak segan-segan untuk mempergunakan kepercayaan rakyat kepada ayat-ayat Al - Qur'an dan Hadis bahkan juga Ramalan Jayabaya dan Ratu Adil. 

Kemajuan yang diperolehnya ternyata membuat PKI lupa diri sehingga merencanakan suatu petualangan politik. Pada tanggal 13 November 1926 PKI melancarkan pemberontakan di Batavia dan disusul di daerah-daerah lain, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Di Sumatra Barat pemberontakan PKI dilancarkan pada tanggal 1 Januari 1927. Dalam waktu yang singkat semua pemberontakan PKI tersebut berhasil ditumpas. Akhirnya, ribuan rakyat ditangkap, dipenjara, dan dibuang ke Tanah Merah dan Digul Atas (Papua)
PNI (Partai Nasional Indonesia)
Algemene Studie Club di Bandung yang didirikan oleh Ir. Soekarno pada tahun 1925 telah mendorong para pemimpin lainnya untuk mendirikan partai politik, yakni Partai Nasional Indonesia ( PNI). PNI didirikan di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 oleh 8 pemimpin, yakni dr. Cipto Mangunkusumo, Ir. Anwari, Mr. Sartono, Mr. Iskak, Mr. Sunaryo, Mr. Budiarto, Dr. Samsi, dan Ir. Soekarno sebagai ketuanya. Kebanyakan dari mereka adalah mantan anggota Perhimpunan Indonesia di Negeri Belanda yang baru kembali ke tanah air.

Radikal PNI telah kelihatan sejak awal berdirinya. Hal ini terlihat dari anggaran dasarnya bahwa tujuan PNI adalah Indonesia merdeka dengan strategi perjuangannya nonkooperasi. Untuk mencapai tujuan tersebut maka PNI berasaskan pada self help, yakni prinsip menolong diri sendiri, artinya memperbaiki keadaan politik, ekonomi, dan sosial budaya yang telah rusak oleh penjajah dengan kekuatan sendiri; nonkooperatif, yakni tidak mengadakan kerja sama dengan pemerintah Belanda; Marhaenisme, yakni mengentaskan massa dari kemiskinan dan kesengsaraan.

PNI telah menetapkan program kerja sebagaimana dijelaskan dalam kongresnya yang pertama di Surabaya pada tahun 1928, seperti berikut.

1) Usaha politik, yakni memperkuat rasa kebangsaan (nasionalisme) dan kesadaran atas persatuan bangsa Indonesia.

2) Usaha ekonomi, yakni memajukan perdagangan pribumi, kerajinan, serta mendirikan bank-bank dan koperasi.

3) Usaha sosial, yaitu memajukan pengajaran yang bersifat nasional, meningkatkan derajat kaum wanita, memerangi pengangguran, memajukan transmigrasi, memajukan kesehatan rakyat, antara lain dengan mendirikan poliklinik.

Dengan munculnya isu bahwa PNI pada awal tahun 1930 akan mengadakan pemberontakan maka pada tanggal 29 Desember 1929, pemerintah Hindia Belanda mengadakan penggeledahan secara besar-besaran dan menangkap empat pemimpinnya, yaitu Ir. Soerkarno, Maskun, Gatot Mangunprojo dan Supriadinata. Mereka kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung.

Dalam sidang pengadilan, Ir. Soerkarno mengadakan pembelaan dalam judul Indonesia Menggugat. Atas dasar tindakan melanggar Pasal "karet" 153 bis dan Pasal 169 KUHP, para pemimpin PNI dianggap mengganggu ketertiban umum dan menentang kekuasaan Belanda sehingga dijatuhi hukuman penjara di Penjara Sukamiskin Bandung. Sementara itu, pimpinan PNI untuk sementara dipegang oleh Mr. Sartono dan dengan pertimbangan demi keselamatan maka pada tahun 1931 oleh pengurus besarnya PNI dibubarkan. Hal ini menimbulkan pro dan kontra.

Mereka yang pro pembubaran, mendirikan partai baru dengan nama Partai Indonesia (Partindo) di bawah pimpinan Mr. Sartono. Kelompok yang kontra, ingin tetap melestarikan nama PNI dengan mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia (PNI-Baru) di bawah pimpinan Drs. Moh. Hatta dan Sutan Syahrir.

Gerakan Wanita
Munculnya gerakan wanita di Indonesia, khusunya di Jawa dirintis oleh R.A. Kartini yang kemudian dikenal sebagai pelopor pergerakan wanita Indonesia. R.A. Kartini bercita-cita untuk mengangkat derajat kaum wanita Indonesia melalui pendidikan.

Cita-citanya tersebut tertulis dalam surat-suratnya yang kemudian berhasil dihimpun dalam sebuah buku yang diterjemahkan dalam judul Habis Gelap Terbitlah Terang. Cita-cita R.A. Kartini ini mempunyai persamaan dengan Raden Dewi Sartika yang berjuang di Bandung.

Semasa Pergerakan Nasional maka muncul gerakan wanita yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial budaya. Organisasi-organisasi yang ada, antara lain sebagai berikut.

1) Putri Mardika di Batavia (1912) dengan tujuan membantu keuangan bagi wanita-wanita yang akan melanjutkan sekolahnya.

2) Kartinifounds, yang didirikan oleh suami istri T.Ch. van Deventer (1912) dengan membentuk sekolah-sekolah Kartini di  Semarang, Batavia, Malang, dan Madiun.

3) Kerajinan Amal Setia, di Koto Gadang Sumatra Barat oleh Rohana Kudus (1914).  
Tujuannya meningkatkan derajat kaum wanita dengan cara memberi pelajaran membaca, menulis, berhitung, mengatur rumah tangga, membuat kerajinan, dan cara pemasarannya.

4) Aisyiah, merupakan organisasi wanita Muhammadiyah yang didirikan oleh Ny. Hj. Siti Walidah Ahmad Dahlan (1917). Tujuannya untuk memajukan pendidikan dan keagamaan kaum wanita.

5) Organisasi Kewanitaan lain yang berdiri cukup banyak

Puncak gerakan wanita, yaitu dengan diselenggarakannya Kongres Perempuan Indonesia I pada tanggal 22–25 Desember 1928 di Yogyakarta. Kongres menghasilkan bentuk perhimpunan wanita berskala nasional dan berwawasan kebangsaan, yakni Perikatan Perempuan Indonesia (PPI). Dalam Kongres Wanita II di Batavia pada tanggal 28–31 Desember 1929 PPI diubah menjadi Perikatan Perhimpunan Isteri Indonesia (PPII). Kongres Wanita I merupakan awal dari bangkitnya kesadaran nasional di kalangan wanita Indonesia sehingga tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai hari Ibu.
Pemufakatan Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI)
Berdiri 17 Desember 1926, yang terdiri dari gabungan PNI, PSI, Algeme Studi Club, BO,
Pasundan, Serikat Sumatra, Kaum Betawi, Indonesische Studie Club, Serikat Madura,
Tirtayasa, dan Serikat Celebes. Tokohnya : Ir. Soekarno (PNI) dan Dr. Sukiman
(Sarekat Islam).
l. Kongres Pemuda
1. Kongres Pemuda I, di Jakarta, 30 April 1926
2. Kongres Pemuda II, di Jakarta, 27-28 Oktober 1028

Partai Indonesia Raya (Parindra)

Budi Utomo dan Persatuan Bangsa melaui kongres di Solo tanggal 24-26 Desember
1935, berfusi menjadi Parindra (Partai Indonesia Raya), dan Dr. Soetomo sebagai
ketua.
Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI)
Dibentuk pada tanggal 25 September 1937 di Surabaya. Dicetuskan oleh K.H. mas
Mansur dari Muhammadiyah, K.H. Ahmad Dahlan dari Muhammadiyah, dan K.H. Abdul
Wahab dari NU.
Gabungan Politik Indonesia (GAPI)
Didirikan tanggal 21 Mei 1939 dibawah pimpinan Muh. Husni Tamrin.
Asas kegiatan GAPI, yaitu :
1. Hak menentukan nasibnya sendiri;
2. Persatuan nasional diseluruh bangsa Indonesia berdasarkan demokrasi dalam
bidang social, politik, dan ekonomi;
3. Mengadakan kesatuan aksi seluruh pergerakan nasional

Sunday 3 May 2015

Pendapat Kolonialisme dan Imperialisme

Kolonialisme

Merupakan tindak penjajahan terhadap suatu negara yang menurut saya merugikan karena tidak membiarkan negara jajahan unuk berkembang, dengan kata lain ini merupakan pendominasian secara utuh.

Imperialisme

Tindak penjajahan lainnya, namun dalam kasus ini para penjajah membiarkan negara jajahannya untuk berkembang meski tetap harus sesuai keinginan mereka. Namun hal ini sangat berdampak pada masa depan negara jajahan, berbeda sekali dengan negara hasil jajahan secara kolonialisme.

  

Wednesday 22 April 2015

Daftar nama Gubernur Jenderal VOC

GUBERNUR JENDRAL V.O.C.
1609 – 1614           Pieter Both (? – 1615)
1614 – 1615           Gerard Reynst (?– 1615)
1615 – 1619           Laurens Reael (1583 – 1637)
1619 – 1623           Jan Pieterszoon Coen (1587 – 1629)
1623 – 1627           Pieter de Carpentier (1588 – 1659)
1627 – 1629           Jan Pieterszoon Coen (1587 – 1630)
1629 – 1632           Jacques Specx (1588 – ?)
1632 – 1636           Hendrik Brauwer (1581 – 1643)
1636 – 1645           Anthony van Diemen (1593 – 1645)
1645 – 1650           Cornelis van der Lijn (1608 – ?)
1650 – 1653           Carel Reyniersz (1604 – 1653)
1653 – 1678           Joan Maetsuycker (1606 – 1678)
1678 – 1681           Rijkloff van Goens (1619 – 1682)
1681 – 1684           Cornelis Janszoon Speelman (1628 – 1684)
1684 – 1691           Joannes Camphuys (1634 – 1695)
1691 – 1704           Willem van Outhoorn 1635 – 1720)
1704 – 1709           Joan van Hoorn (1653 – 1713)
1709 – 1713           Abraham van Riebeeck (1653 – 1713)
1713 – 1718           Christoffel van Swoll (1663 – 1718)
1718 – 1725           Hendrick Zwaardecroon (1667 – 1728)
1725 – 1729           Mattheus de Haan (1663 – 1729)
1729 – 1732           Diederik Durven (1676 – 1740)
1732 – 1735           Dirk van Cloon (1684 – 1735)
1735 – 1737           Abraham Patras (1671 – 1737)
1737 – 1741           Adriaen Valckenier (1695 – 1751)
1741 – 1743           Johannes Thedens (1680 – 1748)
1743 – 1750           Gustaaf Willem, Baron van Imhoff (1705 – 1750)
1750 – 1761           Jacob Mossel (1704 – 1761)
1761 – 1775           Petrus Albertus van der Parra (1714 – 1775)
1775 – 1777           Jeremias van Riemsdijk (1712 – 1777)
1777 – 1780           Reinier de Klerk (1710 – 1780)
1780 – 1796           Willem Arnold Alting (1724 – 1800)
1796 – 1801           Pieter Gerardus van Overstraten (1755 – 1801)
1801 – 1805           Johannes Siberg (1740 – 1817)
1805 – 1808           Albertus Henricus Wiese (1761 – 1810)
1808 – 1811           Herman Willem Daendels (1762 – 1818)
1811 – 1811           Jan Willem Janssens (1762 – 1838)
MASA PERALIHAN INGGRIS
1811 – 1816           Thomas Stamford Raffles (1781 – 1826)
1816                  John Fendall (1762 – 1825)
KOMISARIS JENDRAL
1814 – 1816           C. Th. Elout (1767 – 1841) dan A.A. Buyskes (1771  –  ?)
GUBERNUR JENDRAL HINDIA BELANDA
1816 – 1826           Godert Alexander  Gerard Philip, Baron van der Capellen (1778 – 1848)
1826 – 1830           Leonard Pierre Joseph, Burggraaf du Bus de Gisignies (1780 – 1849)
1830 – 1834           Johannes van den Bosch (1780 – 1839)
1834 – 1836           Jean Chretien Baud (1789 – 1859)
1836 – 1840           Dominique Jacques (de) Eerens (1781 – 1840)
1841 – 1844           Pieter Merkus (1787 – 1844)
1845 – 1851           Jan Jacob Rochussen (1797 – 1871)
1851 – 1856           Albertus Jacobus Duijmaer van Twist (1809 – 1887)
1856 – 1861           Chrales Ferdinand Pahud (1803 – 1873)
1861 – 1866           Ludolf Anne Jan Wilt, Baron Sloet van de Beele (1806 – 1890)
1866 – 1872           Pieter Meijer (1812 – 1881)
1872 – 1875           James Loudon (1824 – 1884)
1875 – 1881           Johan Wilhelm van Lansberge (1830 – 1905)
1881 – 1884           Frederik s’Jacob (1822 – 1901)
1884 – 1888           Otto van Rees (1823 – 1892)
1888 – 1893           Cornelis Pijnacker Hordijk (1847 – 1908)
1893 – 1899           Jhr. Carel Herman Aart van der Wijck (1840 – 1914)
1899 – 1905           Willem Rooseboom (1843 – 1920)
1905 – 1909           Johannes Benedictus van Heutsz (1851 – 1924)
1909 – 1916           Alexander Willem Frederik Idenburg (1861 – 1935)
1916 – 1921           Jean Paul, Graaf van Limburg Stirum (1873 – 1958)
1921 – 1926           Dirk Fock (1858 – 1941)
1926 – 1931           Jhr. Andries Cornelis Dirk de Graeff (1872 – 1957)
1931 – 1936           Jhr. Bonifacius Cornelis de Jonge (1875 – 1958)
1936 – 1945           Alidius Warmoldus Lambertus Tjarda van Starkenborgh Stachouwer (1888 – 1978).
LETNAN GUBERNUR JENDRAL
1941 – 1942           Hubertus Johannes van Mook (1894 – 1965)
1944 – 1948           Hubertus Johannes van Mook (1894 – 1965)
BUPATI JAWA DARI MILITER JEPANG
1942                  Imamura Hitoshi
1942 – 1944           Harada Kumakichi
1944 – 1945           Yamamoto Moichiro
PERWAKILAN TINGGI TAHTA BELANDA (HIGH COMMISSIONER)
1948 – 1949           Louis Joseph Maria Beel (1902 – 1977)
1949                  Antonius Hermanus Johannes Lovink (1902 – 1995)
GUBERNUR WEST NEW GUINEA (IRIAN JAYA)
1950 – 1953           Simon L. Van Waardenburg
1953 – 1958           Jan van Baal
1958 – 1962           Pieter J. Plateel (1911 – 1978)

sumber bacaan : 

Robert Cribb & Audrey Kahin: Kamus Sejarah Indonesia. Komunitas Bambu, Jakarta, 2012.
Mona Lohanda: Sejarah Para Pembesar Mengatur Batavia. Masup Jakarta, 2007.
C.R. Boxer: Jan Kompeni – Sejarah  VOC dalam Perang dan Damai 1602 – 1799. Sinar Harapan, 1983.
Willard A. Hanna: Hikayat Jakarta. YOI, 1988.

Kongsi dagang yang pernah ada di Nusantara

VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie)

Atas prakarsa dari dua tokoh Belanda, yaitu : Pangeran Maurits dan Johan van Olden Barnevelt, pada tahun 1602 kongsi-kongsi dagang Belanda dipersatukan menjadi sebuah kongsi dagang besar yang diberi nama VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) atau Persekutuan Maskapai Perdagangan Hindia Timur. Pengurus pusat VOC terdiri dari 17 orang. Pada tahun 1602 VOC membuka kantor pertamanya di Banten yang dikepalai oleh Francois Wittert. Adapun tujuan dibentuknya VOC adalah :
a.    Untuk menghindari persaingan tidak sehat antara sesama pedagang Belanda sehingga keuntungan maksimal dapat diperoleh.
b.   Untuk memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dengan bangsa-bangsa Eropa lainnya maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
c.    Untuk membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol yang masih menduduki Belanda.

Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan leluasa, oleh pemerintah Belanda VOC diberi hak-hak istimewa yang dikenal sebagai Hak Octroi yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
1.      Monopoli perdagangan
2.      Mencetak dan mengedarkan uang
3.      Mengangkat dan memberhentikan pegawai
4.      Mengadakan perjanjian dengan raja-raja
5.      Memiliki tentara  untuk mempertahankan diri
6.      mendirikan benteng
7.      menyatakan perang dan damai
8.      mengangkat dan memberhentikan penguasa-penguasa setempat

Untuk mendapatkan keuntungan yang besar VOC menerapkan monopoli perdagangan. Bahkan pelaksanaan monopoli VOC di Maluku lebih keras dari pada pelaksanaan monopoli bangsa Portugis. Peraturan-peraturan yang ditetapkan VOC dalam melaksanakan monopoli perdagangan antara lain sebagai berikut :
1.      Verplichte Leverantie
2.      Contingenten
3.      Ekstirpasi
4.      Pelayaran Hongi



East India Company

merupakan sebuah perusahaan saham-gabungan dari para investor, yang diberikan Royal Charter oleh Elizabeth I pada 31 Desember 1600, dengan tujuan untuk menolong hak perdagangan di India. Royal Charter (Piagam Kerajaan) secara efektif memberikan perusahaan yang baru berdiri ini sebuah monopoli dalam seluruh perdagangan di Hindia Timur. Perusahaan berubah dari sebuah gabungan perdagangan komersial ke salah satu yang memerintah India ketika perusahaan ini mengambil fungsi pemerintahan dan militer tambahan, sampai pembubarannya pada 1858. Adam Smith menulis, "Perbedaan antara konstitusi Britania yang jenius yang melindungi dan memerintah Amerika Utara, dan dari yang perusahaan perdagangan menekan dan mendominasi Hindia Timur, tidak dapat mungkin dapat digambarkan dari perbedaan "state" dari negara-negara tersebut."
Compagnie Des Images
adalah sebuah kongsi dagang perancis. maaf saya belum menemukan detil lengkapnya untuk yang satu ini.

Monday 30 March 2015

Lambang dan Peninggalan Gowa Tallo

Lambang

-

Peninggalan
Makam

Lambang dan Peninggalan Kesultanan Ternate Tidore

Lambang
Ternate

                                                           
Tidore

Peninggalan
Benteng Tore

Masjid

Lambang dan Peninggalan Kesultanan Banten


Lambang
Banten











Peninggalan
Benteng

Lambang dan Peninggalan Kesultanan Cirebon

Lambang
Cirebon









Peninggalan
Keraton Kanoman

Lambang dan Peninggalan Kesultanan Mataram Islam

Lambang
Mataram Islam










Peninggalan
Pertapaan

Lambang dan Peninggalan Kesultanan Demak

Lambang
Demak













Peninggalan
Masjid

Lambang dan Peninggalan Kesultanan Aceh Darussalam

Lambang
Aceh Darussalam










Peninggalan
Gunongan

Masjid

Lambang dan Peninggalan Kesultanan Samudera Pasai

Lambang
Samudera Pasai










Peninggalan
makam - makam

makam ratu

makam malik as-saleh

Wednesday 4 March 2015

Perbedaan Candi


Bagian dari Candi

Candi Buddha
Candi Hindhu
Bentuk bangunan
Cenderung tambun
Cenderung tinggi dan ramping
Atap
Jelas menunjukkan undakan, umumnya terdiri atas 3 tingkatan
Atapnya merupakan kesatuan tingkatan. Undakan-undakan kecil yang sangat banyak membentuk kesatuan atap yang melengkung halus.
Kemuncak
Stupa (candi Buddha), Ratna atau Vajra (candi Hindu)
Kubus (kebanyakan candi Hindu), terkadang Dagoba yang berbentuk tabung (candi Buddha)
Gawang pintu dan hiasan relung
Gaya Kala-Makara; kepala Kala dengan mulut menganga tanpa rahang bawah terletak di atas pintu, terhubung dengan Makara ganda di masing-masing sisi pintu
Hanya kepala Kala tengah menyeringai lengkap dengan rahang bawah terletak di atas pintu, Makara tidak ada
Relief
Hanya kepala Kala tengah menyeringai lengkap dengan rahang bawah terletak di atas pintu, Makara tidak ada
Ukiran lebih rendah (tipis) dan kurang menonjol, gambar bergaya seperti wayang bali
Tata letak dan lokasi candi utama
Mandala konsentris, simetris, formal; dengan candi utama terletak tepat di tengah halaman kompleks candi, dikelilingi jajaran candi-candi perwara yang lebih kecil dalam barisan yang rapi
Linear, asimetris, mengikuti topografi (penampang ketinggian) lokasi; dengan candi utama terletak di belakang, paling jauh dari pintu masuk, dan seringkali terletak di tanah yang paling tinggi dalam kompleks candi, candi perwara terletak di depan candi utama
Arah hadap bangunan
Kebanyakan menghadap ke timur
Kebanyakan menghadap ke barat
Bahan bangunan
Kebanyakan batu andesit
Kebanyakan bata merah




Bagian dari Candi

Candi Jawa Barat
Candi Jawa Timur

Bentuk bangunan
Cenderung tambun
Cenderung tinggi dan ramping
Atap
Jelas menunjukkan undakan, umumnya terdiri atas 3 tingkatan
Atapnya merupakan kesatuan tingkatan. Undakan-undakan kecil yang sangat banyak membentuk kesatuan atap yang melengkung halus.
Kemuncak
Stupa (candi Buddha), Ratna atau Vajra (candi Hindu)
Kubus (kebanyakan candi Hindu), terkadang Dagoba yang berbentuk tabung (candi Buddha)
Gawang pintu dan hiasan relung
Gaya Kala-Makara; kepala Kala dengan mulut menganga tanpa rahang bawah terletak di atas pintu, terhubung dengan Makara ganda di masing-masing sisi pintu
Hanya kepala Kala tengah menyeringai lengkap dengan rahang bawah terletak di atas pintu, Makara tidak ada
Relief
Hanya kepala Kala tengah menyeringai lengkap dengan rahang bawah terletak di atas pintu, Makara tidak ada
Ukiran lebih rendah (tipis) dan kurang menonjol, gambar bergaya seperti wayang bali
Tata letak dan lokasi candi utama
Mandala konsentris, simetris, formal; dengan candi utama terletak tepat di tengah halaman kompleks candi, dikelilingi jajaran candi-candi perwara yang lebih kecil dalam barisan yang rapi
Linear, asimetris, mengikuti topografi (penampang ketinggian) lokasi; dengan candi utama terletak di belakang, paling jauh dari pintu masuk, dan seringkali terletak di tanah yang paling tinggi dalam kompleks candi, candi perwara terletak di depan candi utama
Arah hadap bangunan
Kebanyakan menghadap ke timur
Kebanyakan menghadap ke barat
Bahan bangunan
Kebanyakan batu andesit
Kebanyakan bata merah
*Candi Jawa Timur kebanyakan adalah bercorrak Hindu
*Candi Jawa Barat kebnyakan adalah bercorak Budha